Breaking News
Loading...
Selasa, 02 April 2024


Disebuah media online yaitu Kompas, ada seorang pakar pendidikan bernama Liem, dia berpendapat saat mengomentari tentang video anak2 SD yang memberikan hadiah kepada gurunya berupa barang bahwa, pemberian itu seharusnya tidak dilakukan karena termasuk GRATIFIKASI bagi guru yang bersangkutan. 

Apakah anda sependapat dengan pakar pendidikan tesebut ? ataukah sebaliknya ? saya disini hanya akan mengungkapkan beberapa fakta dan pendapat pribadi serta beberapa literasi yang saya punya.

Pertama, dalam menyikapi suatu kejadian disuatu tempat yang kita tidak berada di situasi tersebut, hendaknya kita mesti melihatnya dari berbagai sisi ( 360 derajat ). bahkan tidak hanya 2 dimensi tapi juga 4 Dimensi, atau bahkan lebih menurut pemahaman anda.

Kadua, dalam video tersebut yang viral sudah ada komentar komentar baik yang pro maupun yang kontra, ketika membaca nya hendaknya kita juga tidak langsung mengiyakan atau membantah pendapat tersebut, karena orang berpendapat itu dipengaruhi oleh persepsi masing2, latar belakang, pengalaman hidup dll

Ketiga, dalam menyikapi sesuatu yang belum pasti itu buruk, maka pikiran kita harus di refresh dulu ( dikosongkan) dan diganti dengan pikiran positif agar sikap dan tindakan kita dalam bereaksi atas sesuatu yang kita lihat itu tidak berdampak buruk, minimal bagi diri kita sendiri atau justru kita lekat dengan stigma jelek kepada orang lain atau  kelompok lain. 

Nah dari situ mari kita lihat lebih jauh dari berbagai sisi : 

Hubungan Antara guru dan murid pada masa ini ada kecenderungan di beberapa tempat atau komunitas bersifat transaksional meskipun kita tidak menafikan bahwa ada hubungan antara guru dan murid di belahan bumi lain tidak demikian. 

Hubungan guru dan murid seringkali diidentikakan dengan tranfer ilmu pengetahuan alih alih hubungan emosional, psikoligis, spiritual. 

Klo kita melihat sejarah, baik itu klasik ataupun modern pada bebarapa kurun waktu lalu, hubungan guru dan murid itu sangat istimewa. Kita bisa melihat di sejarah atau juga digambarkan di film-film ada seseorang yang pergi melanglang buana untuk mencari ilmu (otomatis mencari guru). Di film2 ada pemuda berkelana mencari guru kung fu, silat, beladiri. Ketika calon murid tersebut telah melihat kehebatan calon gurunya, dan dia ingin ilmu nya diturunkan ke dirinya, calon murid tersebut sampai memohon2 untuk dijadikan murid, bahkan rela melakukan apa saja agar calon murid itu mau diterima sebagai murid. Ada yang rela jadi budaknya, ada yang rela bekerja tanpa dibayar, ada yang rela sakit menderita dalam rangka mengikuti syarat2 sang guru. 

Intinya seorang murid rela melakukan apa saja demi mendapatkan ilmu dari sang guru. 

Rasulullah mengajarkan agar kita menghargai guru, bahkan imam Ali KW beliau akan sangat hormat kepada seseorang yang mengajarkan hanya 1 ayat Al Quran kepada anaknya.

Kemuliaan dan posisi seorang guru diakui di dalam islam. Diangkat derajatnya, karena Ilmunya. "Alloh mengangkat derajat orang2 yang berilmu".

Di era sebelum adanya medsos dan juga dunia yang sangat materialistis, di kisah2 orang jaman dulu kakek dan nenek, adab kepada guru sangatlah diutamakan. 

Namun hari ini, ketika guru maknanya bekurang, apalagi dijadikan sebagai profesi yang mana mendapatkan imbalan jasa baik dari pemerintah ataupun dari pihak lain ditambah lagi oknum2 guru yang pernah menyalahgunakan posisi nya, berbuat tidak layak bagi seorang guru, dsb yang telah mencoreng wibawa guru maka ada sebagian pandangan manusia terhadap guru menjadi berubah. Memandang guru itu sebatas transaksi jual beli ilmu, bahkan lebih dari itu guru layaknya sebagai pegawai ataupun budak yang diperas ilmu nya. sehingga tidak dihargai guru nya secara pribadi tapi hanya menghargai ilmunya saja, seolah2 ilmu dan guru itu terpisah. 

Andaikan ilmu guru itu bisa di download seperti file di komputer dari flash disk, setelah ilmu di tranfer ke kommputer melalui flash disk, setelah di copy paste dan sudah disimpan, sudah di backup pula, maka flash disk itu bisa dicampakkan, di simpan ditempat yang gelap atau bahkan di buang, sudah tidak ada harganyanya sama sekali karena fungsinya sudah selesai, sudah habis ilmu. 

Padahal klo dalam pandanga ilmu tidak begitu, ilmu itu adalah jariah, akan terus mengalir pahala orang yang memberikan ilmu walaupun hanya sedikit, selama muridnya itu mengamalkan ilmunya guru akan mendapatkan pahala, bahkan terus bertambah apalagi murid tersebut kelak jadi guru lagi dan mengajarkan ke muridnya, begitu terus turun temurun. itulah amal jariyah, yang akan tetap kekal sampai hari kiamat. 

namun kini....to be continued


Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 comments:

Posting Komentar